tanahindie | Curhat Mengenal Komputer
503
post-template-default,single,single-post,postid-503,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-title-hidden,qode-content-sidebar-responsive,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12,vc_responsive

Curhat Mengenal Komputer

IkhyarBlog, berbagi cerita menarik perkenalannya dengan komputer. Game Pac Man mengawali semuanya, berlanjut kepada jelajah dunia Linux hingga bisnis pulsa berbasis teknologi smart phone.

sumber gambar: namcogames.com

Komputer merupakan alat bantu yang sangat berguna. Dengan kemajuannya hingga saat ini, tidak diragukan lagi bahwa komputer pasti tidak akan pernah punah, berbagai macam teknologi telah diterapkan dalam membuat dan membentuk komputer, sampai akhirnya tidak mengherankan jika komputer sudah bisa dimasukan ke dalam kantong sekarang ini.

Mengenal komputer merupakan hal yang biasa saat ini, tetapi menjadi sesuatu yang sangat luar biasa di zaman sewaktu saya masih kecil dulu. Saya mengenal komputer tepatnya di tahun 1990 saat masih duduk di bangku SD, di daerah kelahiran saya di Desa Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara. Tinggal di kampung dan mempunyai sebuah komputer merupakan sesuatu yang mewah, seorang tetangga saya mengenalkan komputer dengan processor i386 untuk menjalankan sebuah game Pac Man. Game ini tergolong sederhana menampilkan bola-bola yang berjalan, mempunyai sebuah mulut yang siap memakan semua yang berada di depannya.

Dengan insting seorang anak-anak, setiap hari saya selalu berkhayal ingin mempunyai komputer juga, bahkan selalu bercerita kepada orang tua akan keasikan bermain Pac Man di komputer saat itu.

Akhirnya di tahun 1992, awal saya menginjakkan kaki di SMP. Saya telah lupa akan keinginan memiliki sebuah komputer, karena dengan bermain Pac Man setiap hari di rumah tetangga membuat saya menjadi bosan, dan mengurungkan niat akan keseruan menggunakan komputer.

Setelah tamat SMP, saya melanjutkan pendidikan di STM. Tahun pertama mengenyam pendidikan teknik, saya kembali dihadapkan dengan komputer. Membuat jalur PCB, menggunakan beberapa aplikasi untuk simulasi elektronika, membangkitkan lagi ketertarikan terhadap komputer. Akhirnya, saya mulai lagi bercerita kepada orang tua akan kehebatan komputer, ada kesadaran akan kemampuan orang tua untuk membeli sebuah komputer, dan hal itu kembali menjadi khayalan belaka.

Entah kenapa, saya tidak mengerti ketika suatu hari sepulang sekolah, saya melihat di ruang nonton yang merupakan ruang keluarga kami terpasang sebuah komputer desktop berwarna putih keabu-abuan, lengkap dengan meja komputernya. Tampak tulisan “Wearnes 486”, entah apa yang saya pikirkan, hanya terdiam dan tersenyum lebar, tampak mereka tersenyum tanpa bicara, mungkin mereka telah merencanakan untuk kejutan ini.

Akhirnya saya mempunyai komputer sendiri, sebuah komputer  “Wearnes 486” dengan processor i486, yang terinstal Operating System DOS 6.2, serta beberapa aplikasi seperti WordStar, Lotus 123, Lotus 5, Amipro, dsb. Saya meminta kepada orang tua untuk mengikuti kursus WordStar dan Lotus 123, dan merupakan ijazah komputer pertama yang saya pegang saat itu.

1997 adalah waktu untuk meninggalkan bangku STM, Saya pun melanjutkan bangku pendidikan di Makassar, di Universitas Hasanuddin, jurusan Elektro Telekomunikasi. Banyak aplikasi komputer yang saya butuhkan seperti MathLab, MathCad, Microsoft Office, Visual Basic, Vortran, dsb. Aplikasi-aplikasi itu merupakan aplikasi bantu kami di Elektron UNHAS. Saya meminta untuk dikirimkan komputer “Wearnes 486″ dari Kendari ke Makassar. Sebagian teman-temanku tertawa melihat komputer itu. Saya tidak kecewa, dengan bekal bertanya dan belajar, akhirnya saya berhasil menginstal Windows 95 di PC jadul itu. Saya juga pernah menginstal Linux RedHat di komputer itu.

Di semester IV perkuliahan, ayahku dipindah tugaskan ke Pare-pare. Ayah mengganti PC jadulku dengan sebuah laptop Acer yang ber-processor MMX2, menjalankan OS Windows 98. Ada berbagai aplikasi yang telah terinstal, bawaan dari toko sang penjual. Sungguh senang hati ini, akhirnya beberapa aplikasi bantu yang saya butuhkan bisa saya gunakan pada laptop tersebut.

Setelah bekerja, saya berniat mengganti laptop jadul tersebut. Saya mempunyai dua buah laptop dengan kemampuan yang lebih handal. Salah satunya adalah laptop Acer 4720 yang embended  Windows Vista. Laptop tersebut saya gunakan untuk membantu pekerjaan sehari-hari istriku yaitu jasa pengetikan. Satunya lagi, Lenovo bersistem operasi Fedora Linux,  saya gunakan untuk pekerjaan sehari-hari.

Di kurun terakhir ini, Makassar dihadapkan dengan teknologi baru yaitu smart phone seperti Blacberry dan  Android. Saya memiliki dua buah smart phone Blackberry Storm dan Android Samsung Xperia. Kedua smart phone ini memiliki fungsi yang sedikit mirip dengan komputer. Kemampuannya mengakses internet bisa diandalkan walau tidak senyaman menggunakan PC atau laptop.

Saya memilih smart phone sebenarnya untuk memulai bisnis kecil saat ini, membuka konter pulsa, MKIOS dan All Operator. Dengan teknologi transaksi pulsa melalui Yahoo Messagers, cukup dengan mendaftarkan BlackBerry Internet Service atau paket internet, smart phone yang saya miliki pun dapat digunakan menjalankan bisnis kecil tersebut tanpa harus mengeluarkan pulsa SMS untuk transaksi penjualan pulsa.

Diterapkannya teknologi komputer pada ponsel, seakan membuat perkembangan dunia telekomunikasi tidak ada hentinya. Dimulai dengan diluncurkannya Google Android, memacu kreativitas masyarakat Makassar terhadap paradigma baru pada dunia komputer dan telekomunikasi. Perkembangan ini turut memacu tumbuhnya beberapa komunitas yang saling bahu membahu untuk menuntaskan beberapa masalah-masalah teknis dan non teknis yang muncul, serta membuat semuanya menjadi lebih mudah terutama bagi para pengguna yang tergolong baru dalam mengenal teknologi baru yang sangat marak ini.

[ikhyar blog]

No Comments

Post A Comment