02 Mei Catatan Pengguna Komputer Generasi Keempat
Seorang Iqbal, angkatan 2009 Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin, menuliskan pengalaman pertamanya dengan komputer. Ia mengaku sebagai pengguna komputer generasi keempat.
Sejak ditemukannya tabung hampa udara (vacum-tube) hingga penemuan micropocessor, pekerjaan menyimpan data, dan mengolah data berangsur-angsur menjadi semakin mudah. Penemuan tabung hampa udara yang berfungsi sebagai penguat sinyal, mengawali terciptanya komputer. Pada tahun 1946 tercipta ENIAC, komputer pertama di dunia. Komputer tersebut, terdiri dari 18.800 tabung hampa udara, mempunyai berat 30 ton, mempunyai ukuran: panjang 30 m, tinggi 2,4 m, Sehingga dibutuhkan suatu ruangan khusus untuk menempatkannya.
Transfer Resistor (transistor) yang merupakan pembaharuan dari tabung hampa udara merupakan cikal bakal terciptanya komputer generasi kedua. Dengan transistor, yang membuat ukuran komputer menjadi lebih kecil, komputer generasi kedua—seperti MARK IV yang merupakan komputer pertama yang diproduksi di Jepang (yang diproduksi tahun 1957)—tercipta. Commercial Computer (komputer komersial), komputer generasi kedua (seperti IBM-7090 yang diproduksi oleh Amerika), mulai menyebar luas di tahun 1960-an.
Komputer generasi ketiga seperti Apple Computer dan IBM S/360 kemudian tercipta dengan ditemukannya Integrated Circuit-Chip (IC-Chip). IC-Chip tercipta dengan pemikiran ingin mengembangkan konsep transfer resistor yang membuat fisik alat penguat sinyal menjadi semakin lebih kecil. IC-Chip, terdiri dari ribuan transistor yang telah diperkecil. Selanjutnya dengan masih ingin memperkecil ukuran, LSI (Large Scale Integration)—yang merupakan penggabungan dari beribu-ribu IC-Chip—tercipta, dan penemuan tersebut mengawali komputer generasi ke empat. Perkembangan selanjutnya adalah diciptakannya microprocessor, yang masih merupakan komputer generasi ke empat. Microprocessor ini kemudian dikenal dengan istilah Pentium.
Saya hidup di masa komputer generasi keempat. Tahun 2001, ayah membeli sebuah PC (Personal Computer) second, Pentium 2, seharga Rp. 2.000.000. Di tahun itulah saya mulai mengenal komputer. Software pertama yang kupelajari adalah paint. Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan berlatih menggunakan software tersebut. Karena perasaan (emosi) adalah suatu hal yang sulit untuk dideskripsikan, maka saya tidak tahu apa yang sedang kurasakan saat ini. Saat membayangkan waktu menggambar dengan menggunakan paint dulu. Mungkin emosi ini adalah dorongan untuk menggambar dengan menggunakan paint lagi. Karena saat ini, saya ingin melakukan hal tersebut. Akan tetapi, tidak logis juga jika emosiku saat ini adalah ingin menggambar dengan paint, karena saya bisa saja menggunakan software Corel Draw untuk menggambar, yang akan lebih efisien dan efektif daripada menggunakan software paint.
Jika dibandingkan antara software paint dengan Corel Draw, software Corel Draw lebih efisien dan efektif. Untuk membuat warna gradasi, saya harus membuat garis satu persatu di software paint. Dengan Corel Draw, warna gradasi dibuat dengan sangat mudah.
Dengan adanya komputer di rumah, di samping belajar paint, saya juga belajar mengetik 10 jari. Saya disarankan pula untuk mengadakan jasa pengetikan komputer, yang pada waktu itu, saya masih SMA. Pengalaman pertamaku dari pelanggan pertamaku adalah mengetik surat lamaran kerja. Satu lembar surat lamaran kerja, memakan waktu sekitar satu hari untuk proses pengerjaannya. Pelanggan saya waktu itu terpaksa datang bolak balik karena ia sudah mau mengambil surat lamarannya, sedangkan saya masih mengerjakannya. Namun, setelah beberapa tahun berbisnis jasa pengetikan komputer, jasa pengetikan komputer ini sudah cukup terkenal di lorongku. Lorong 4, Jalan Kakatua II. Para mahasiswa dari Universitas Panca Sakti di Jl. Mangngerangi serta mahasiswa/mahasiswi dari universitas lain yang tinggal di Jalan Kakatua II datang ke rumah menggunakan jasaku jika ada tugas mereka. Selain surat lamaran kerja, saya juga pernah menerima koran dan skripsi untuk kuketik, dari pelangganku.
Software yang kemudian kupelajari adalah Adobe Photoshop. Sayapun membeli buku untuk mempelajarinya. Dengan mempelajari software tersebut, akhirnya saya bisa menggunakannya. Dengan kemampuan menggunakan Photoshop, saya memanipulasi foto-foto tetanggaku. Ada yang ingin mengganti background, ada yang ingin membuat foto hitam putih-nya menjadi foto berwarna, dll. Akhirnya dengan hasil kerja saya itu, saya juga mendapatkan hasil.
Di samping mempelajari Adobe Photoshop, saya juga tertarik dengan software Corel Draw. Saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajarinya. Dengan kemampuan design grafis dengan Corel Draw, saya membuat design: logo, baju kaos, dan pin.
Selain itu, saya juga tertarik dengan software pembuat animasi: Macromedia Flash MX dan 3D Studio Max, serta software Auto CAD. Namun software yang sempat kupelajari hanyalah Macromedia Flash MX dan 3D Studio Max. Dengan bahasa pemrograman Action Script yang terdapat dalam software Macromedia Flash MX, saya belajar membuat game. Akhirnya, beberapa game telah berhasil kubuat. Dengan mengetahui bahasa pemrograman, saya pun berencana membuat produk sistem informasi arkeologi dengan menggunakan bahasa pemrograman action script yang masih dalam proses pengerjaan bersama kawan-kawan sekelompokku sekarang ini—dalam rangka tugas kuliah.[Lukman Hakim]
yadi
Posted at 03:29h, 04 Meisalut, ditunggu karya Sistem Informasi Arkeologinya