tanahindie | Grafiti dan Film di Makassar
687
post-template-default,single,single-post,postid-687,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-title-hidden,qode-content-sidebar-responsive,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12,vc_responsive

Grafiti dan Film di Makassar

Bulan Mei ini, gerobak bioskop Dewi Bulan akan membentangkan layarnya 15 Mei pukul 19.30 Wita di Kampung Buku. Kamu dan saya akan menonton tiga film. Satu film dokumenter tentang graffitti, Bomb It (2007) karya John Reiss. Dokumenter ini bercerita tentang coretan-coretan dan pasukan-pasukan cat semprot beraksi di banyak kota di dunia. Dua film lainnya, Reuni dan Seed karya Irwanto Hamid, adalah jenis film benar-benar pendek–berdurasi tak lebih 10 menit.

Ketiga film itu bakal menjadi pemicu obrolan kita di Kampung Buku bersama Irwanto Hamid dan Darmadi tentang “relung” film pendek di Makassar dan graffitti di banyak tembok-tembok kota, yang sejauh ini masih jarang diobrolkan. Apakah itu coretan biasa, sekadar eksis, atau sebenarnya memberontak atau menyatakan protes terhadap sesuatu? Mending kita nonton dan mengobrol itu bersama-sama, seraya merayakan dua hal: tatap muka dan purnama.

———

 

Dewi Bulan adalah nama program gerobak bioskop yang diampu Tanahindie (Makassar) dan ruangrupa (Jakarta) sejak April 2011. Nama “Dewi” sebagai bentuk penghormatan untuk Bioskop Dewi, representasi dari bioskop-bioskop di Makassar yang tergilas perkembangan kota—sekaligus menandai nama kompleks tempat program ini biasa memutar film, Kompleks CV Dewi (Kompleks Panakkukang Indah). Sedang “Bulan” karena memancang layar setiap bulan dalam suasana purnama.

Program Gerobak Bioskop mengadopsi konsep layar untuk mempertemukan orang-orang di komunitas dan lingkungan sosial terdekat di masa-masa mutakhir. Program ini berupaya merayakan ulang pertemuan tatap-muka (offline).

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.