tanahindie | PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA FOTO “SUNSET KAYAK DI PANTAI”
16385
post-template-default,single,single-post,postid-16385,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-title-hidden,qode-content-sidebar-responsive,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12,vc_responsive

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA FOTO “SUNSET KAYAK DI PANTAI”

Lomba foto “Sunset Kayak di Pantai” yang diselenggarakan oleh Tanahindie dan Makassar Biennale yang berlangsung selama 1 Juni – 7 Juli 2021 disambut antusiasme tinggi. Terhitung 242 foto yang dikirim oleh 92 peserta/akun dengan menggunakan basis media sosial, terutama Instagram. Inisiatif lomba ini mengajak warga untuk ‘membiasakan’ diri menikmati suasana sunset dari tempat yang tidak biasa. Umumnya, warga menikmati senja di wilayah pantai, terutama Pantai Losari yang dikenal publik karena keindahannya. Namun proyek reklamasi membuat pemandangan matahari bulat yang terbenam di kota bandar ini terganggu. Dari jumlah itu, 105 foto tidak lolos proses ‘administrasi’ dan syarat seperti keharusan mencantumkan tagar (#sunsetkayakdipantai #wargabahagia #sunsetmudimanasih #sunsetmakassar #tanahindieproject), mengirimkan foto ke email, menandai teman, menandai lokasi, patuh batas waktu pengiriman, me-mention akun lomba dan penyelenggara (@sunsetkayakdipantai, @makassarbiennale, dan @tanahindie), dan keharusan lainnya. Dari 137 foto yang lolos seleksi itu, ketiga juri memilih 29 foto yang kemudian masuk dalam tahap seleksi dan penilaian. Dewan juri yang terdiri dari Anwar Jimpe Rachman (Direktur Makassar Biennale), Armin Hari (fotografer), dan Yusuf Wahil (fotografer) lantas menetapkan tiga pemenang: Fadly Gaffar [Pemenang 1], Fadhil Adiyat [Pemenang 2], dan Rezky Sugiharto Nurdin [Pemenang 3]. Berdasarkan hasil rembukan ketiga juri, foto karya Fadly Gaffar terpilih sebagai Pemenang 1 lantaran sudut pandangnya merekam senja dengan menarik. Sang pemotret, ada di dalam peristiwa demonstrasi Omnibus Law pada Oktober 2020 dengan latar matahari terbenam. Fadly berhasil menangkap flare yang ‘menyelubung’ beberapa objek lain di belakang cahaya kuat matahari senja ke dalam lensa kameranya, seperti bendera Merah Putih dan sosok-sosok manusia yang kabur mengesankan terjadi gerakan. Dengan demikian, Fadly berhasil membuat cerita senja yang berbeda. Lewat akun @fadlygffr, mengunggah foto dengan takarir (caption): “sunset in the middle of chaos/ sunset di tengah gas air mata../ sunset di tanah yang penuh derita../ sunset di jalan-jalan perjuangan../ omnibus law ibarat mendung di kala senja dan penguasa ibarat angin buatan terhadap lilin-lilin harapan rakyat/”. Fadhil Adiyat, menyertakan foto via akun @fadhil.adiyat, memunculkan foto yang direkamnya dari teras lantai dua rumahnya, dengan takarir: “Di tengah angka statistik covid yang terus beranjak naik, mungkin sunset dari rumah bisa menjadi alternatif baru. Tetap sehat dan jaga imun!”. Foto ini sekilas tampak biasa saja. Namun kreativitasnya memanfaatkan fitur dan benda di sekitarnya mengubah foto ini jadi menarik. Foto ini menampakkan tiga latar, yakni latar depan gantungan baju beragam warna, suasana kampung kota di latar tengah, dan matahari menjelang terbenam di belakang. Gambar ini menunjukkan sang pemotret benar-benar menikmati sunset dari rumah. Bila menghubungkan dengan konteks keadaan sekarang terkait COVID seperti yang ditulisnya dalam takarir, foto ini kian menarik karena menggambarkan harapan agar “tetap di rumah” dan “keindahan bersebaran di tempat-tempat terdekat”. Pemenang ketiga, Rezky Sugiharto Nurdin, via akun @rezzkiki, mengikutkan foto dengan takarir: “Senja banyak dinikmati oleh semua kalangan khususnya muda-mudi, itu karena suasana di saat senja yang cenderung menenangkan dengan warna pesona langit yang indah untuk dilihat dengan kasat mata. Selain itu senja merupakan waktu yang banyak ditunggu, karena di saat senja banyak orang yang berubah menjadi romantis dan puitis, berbeda pada hari itu matahari mulai tenggelam tempat pembuangan akhir (TPA)di kota ku terkenah musibah kebakaran yang mengharuskan para petugas damkar bekerja lebih giat pantang pulang sebelum padam agar masyarakat kotaku tidak menghirup polusi asap dari kebakaran”. Juri sepakat foto ini layak masuk ke jajaran pemenang lantaran merekam suasana matahari terbenam dalam situasi yang berbeda. Rezky memotret dengan perspektif pengamat, berbeda dengan foto pemenang 1 dan 2, dua petugas pemadam kebakaran dengan latar matahari. “Sementara orang menikmati waktu luang di senja, sebagian masih berjuang untuk hidup orang lain,” kata juri Armin Hari. “Jika diperhatikan, ketiga foto tidak memperlihatkan sunset yang betul-betul terbenam ataupun yang bulat. Tetapi fotonya tetap bercerita, menarik, serta di dalamnya ada perjuangan,” tanggap juri Yusuf Wahil. Menyertai tiga pemenang tersebut, penyelenggara juga memilih Pemenang Paling Niat. Pemenang kategori ini dipilih bukan hanya pertimbangan jumlah foto yang diunggah, tetapi juga seberapa beragam lokasi dan takarir yang digunakan. Pemenang kategori ini adalah Zakly Putra. Lewat akun @zaklyputraa, ia mengunggah enam foto dengan mengambil lokasi yang berbeda-beda, dan dengan teks pengiring yang juga berbeda. Selain itu, pihak penyelenggara juga menyediakan bingkisan untuk para peserta lomba yang memenuhi syarat dan ketentuan. “Kami anggap semua peserta adalah pemenang. Mereka adalah representasi warga yang berdaulat atas kota yang mereka tinggali. Jadi Tanahindie dan Makassar Biennale menyediakan hadiah sebagai bentuk terima kasih atas partisipasinya,” kata Anwar Jimpe Rachman, direktur Makassar Biennale. Seluruh foto yang ikut dalam lomba foto “Sunset Kayak di Pantai” ini akan dipamerkan pada ajang Makassar Biennale 2021 pada September mendatang. Meskipun lomba ini telah selesai, kami masih terus mengajak seluruh warga membagikan foto #sunsetkayakdipantai dan menandai akun @sunsetkayakdipantai, galeri daring yang diperuntukkan untuk warga menunjukkan dan mengarsipkan lokasi menikmati sunset-kayak-di-pantainya. Lomba ini terselenggara berkat dukungan Officium Nobile Indolaw, Penerbit Ininnawa, Kampung Buku, artefact.id, Kedai Buku Jenny, Bumi Lestari, Parepare Indie, Yayasan Sabtu Malam, Rumah Saraung, Mata Jalan, Kolektif Stereo, Komunitas Koname, Videoge, Sampan Institute, Animesh Pro, Sabtu Keren, The Ribbing Studio, Memodapur, Halaman Rumah, dan Dewi Bulan.[]
No Comments

Post A Comment