tanahindie | Sejarah Komputerku, Dari Belajar hingga Mengajar
413
post-template-default,single,single-post,postid-413,single-format-standard,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-title-hidden,qode-content-sidebar-responsive,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12,vc_responsive

Sejarah Komputerku, Dari Belajar hingga Mengajar

Mamie Lily adalah seorang ibu rumah tangga yang sekarang bekerja di Jakarta. Ia salah seorang anggota Komunitas Blogger Makassar yang teraktif. Berikut ini merupakan tulisannya yang memaparkan pengalaman kala ia mulai intens di kelas kursus komputer.  Tak lupa, tentunya, perkembangan komputer hingga sekarang berdasarkan hasil amatannya. Selamat membaca!

Sumber gambar: http://www.ccworld.co.uk

Tahun 1989 adalah tahun pertama saya mengenal komputer. Beruntung sekali saya dilahirkan oleh orangtua yang sangat mendukung saya untuk belajar. Walaupun mereka tidak mengerti tentang komputer, tetapi oleh mereka saat itu saya telah memiliki komputer XT, dengan monitor yang besar dan CPU yang lumayan berat. Disk Drive yang digunakan saat itu yang paling umum adalah yang berukuran 5.1/4”, dengan Disk Operation System, kita harus memasukan disket yang pertama itu hingga timbul A> (A prompt) setelah itu barulah kita memilih aplikasi program yang kita inginkan. Aplikasi yang paling terkenal kala itu adalah WordStar sebagai pengolah kata dan Lotus 123 yang digunakan untuk spreadsheet.

Ketertarikan saya terhadap komputer ini dilapangkan jalannya dengan terbukanya kursus pertama yang ada di Makassar, Stephen’s Computer College (SCC). Sebagai perintis yang hingga sekarang besar dengan STIMK Dipanegara, SCC merupakan tempat saya belajar dan mengajar.

Yah, karena ‘kegilaan’ akan keingintahuan semua tentang kelas-kelas kursus yang ditawarkan, saya mengambil kelas hampir tiap hari. Mungkin karena keseringan dan akhirnya banyak mengenal para instruktur akhirnya saya dilamar untuk menjadi asisten laboratorium. Oh iya, saat itu pelajaran memang dipisahkan antara teori dan praktik, mungkin karena Personal Computer masih barang langka. Sehingga harus ditempatkan di laboratorium yang berisi sekitar 20 unit komputer agar bisa dipakai beramai-ramai. Jadi asisten laboratorium ini malah membuat saya makin suka, makin betah di tempat kursus. Ada-ada saja kasus yang ditemukan pada saat praktik, dan menyinergikan apa yang dijelaskan secara teori dengan praktik itu lumayan ribet juga. Belum lagi kalau siswanya memang sekadar datang dan kurang menyimak.

Masih teringat dulu bagaimana kami membuat program dengan bahasa basic, sama sekali berbeda dengan visual basic yang sekarang sudah sangat modern, karena sudah lebih user-friendly. Dahulu kami harus menggunakan line program, baris yang dibuat dengan angka berurut sehingga program bekerja sesuai urutannya. Semua perintah harus dihapal dan yang paling sulit adalah menemukan kesalahan. Sekarang malah untuk membuat program aplikasi saja sudah tersedia aplikasi sendiri. Hebat!

Karena sudah terlanjur suka dengan perangkat ini, akhirnya saya memutuskan selesai sekolah malah bekerja fulltime di tempat kursus itu. Keuntungannya karena saya adalah karyawan, saya bebas ikut di setiap kelas. Dari Flowchart sampai ke Pascal, hingga ke manajemen Local Area Network, yang saat itu masih menggunakan NOVELL.

Hadirnya Microsoft dengan product Windows sebagai operating system sangat berpengaruh besar. Aplikasi pun yang dulunya berbasis Operating System biasa akhirnya digunakan yang bisa berjalan di atas Windows. WordStar tergeser keberadaannya dengan Microsoft Word. Begitu pun Lotus 123 benar-benar dilibas oleh Excel yang satu paket dengan operating system baru yang manjur tersebut. Tahun 1990, Microsoft ini memang kelihatan mulai merajai, masuk dengan versi windows 3.0 berasa sangat keren jika kita memakainya. DOS yang dulu dibawa-bawa dalam tas sudah mulai ditinggalkan. Disket yang umum dipakai adalah berukuran 3 ½”. Hard disk sudah mulai dipasang paten di CPU-CPU yang ada. Karena barang langka saat itu harganya masih sangat mahal. Dari CPU dengan processor XT, kemudian AT 286 dan 386, berlanjut terus hingga Intel memperkenalkan processornya yang mendukung Microsoft ini.

Perkembangan teknologi mulai terasa semakin cepat. Karena mengikuti zaman akhirnya saya pun belajar mendalami Windows dan segala program-program aplikasi yang berjalan di atasnya. Walau saya tidak mengajar lagi di tempat kursus tersebut karena kuliah, saya masih mengambil kelas-kelas paruh waktu di tempat-tempat kursus kecil. Sekadar buat tambah-tambah uang kuliah.

Saya bersyukur dengan ilmu yang saya telah pilih untuk dipelajari, semakin sering mengajar semakin bertambah ilmu, karena kasus-kasus baru selalu saja ada. Terbukti semua pekerjaan sekarang rata-rata menggunakan komputer, pekerjaan administratif utamanya.

Komputer memang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita sekarang, di Makassar sudah sangat berjamur dengan yang namanya warnet sejak tahun 2000-an. Lebih mudah didapatkan di sekitar perguruan-perguruan tinggi, karena memang lebih dibutuhkan oleh para mahasiswa yang selalu dibebani dengan tugas tertulis. Dari warnet yang berbasis operating system Windows hingga Linux semuanya ada. Apalagi dengan perkembangan informasi melalui media internet jadilah komputer sebagai media yang sepertinya sudah menjadi kebutuhan di keseharian.

Teknologi memang sangat cepat berkembang, tetapi secanggih apapun alat atau perangkat yang kita pegang, kebaikan atau keburukannya memang tergantung penggunanya. Hal yang sama dengan pemanfaatan komputer ini. Jangan heran kalau di warnet-warnet yang masuk bukanlah cuma siswa-siswa yang haus akan informasi untuk kepentingan meningkatkan ilmu mereka. Ada juga yang datang untuk menyenangkan dirinya bahkan secara tidak sadar mereka dirugikan. Permainan game yang membuat ketergantungan, mengunjungi situs-situs dewasa yang belum pantas, ini hanya beberapa contoh yang bisa terjadi melalui kotak kecil yang dengan dunia tersendiri di baliknya.

Mungkin bagi yang sudah dewasa bisa memilih baik dan buruk bukan masalah. Tetapi bagaimana dengan anak-anak yang masih lugu, yang hanya ikut arus? (Mamie Lily)

1Comment
  • daegrusle
    Posted at 02:22h, 07 Mei Balas

    Wah, menarik sekali.
    Itu Stephen Computer letaknya di dekat Smansa kan ya..
    Dulu sering ngintip org belajar komputer dsitu…tp hanya mengintip 🙂

Post A Comment